Langsung ke konten utama

TUGAS 5 - PEREKONOMIAN INDONESIA

Peredaran Uang di Indonesia dianggap Dapat Memicu Timbulnya Inflasi, maka BI sebagai Pelaksana Kebijakan Moneter atas Melakukan Tindakan

Menurut saya, pernyataan dari kalimat diatas adalah benar. Karena seperti yang sudah kita ketahui bahwa Bank Indonesia sebagai hasil nasionalisasi the javanes bank dengan gigih berusaha mencetak uang sendiri sebagai identitas keberadaan negara Indonesia yang saat ini menjadi bank sirkulasi yang mempunyai otorites moneter mengatur jumlah peredaran uang di masyarakat. Sesuai amanat UU No.23 tahun 1999 tentang kebanksentralan melakukan kegiatan pengelolaan dan pengedaran uang  mulai dari perencanaan, pengadaan dan pencetakan uang sampai dengan penarikan uang dari peredaran. Otoritas moneter yang diberikan kepada Bank Indonesia sebagai bank sentral yakni mengatur stabilitas harga akibat uang yang beredar  dengan cara mengelola peredaran uang, meskipun sangat sulit memperhitungkan uang pinjaman diluar bank sentral maupun bank umum yang mengakibatkan peredaran uang tidak terkontrol, sehinggan timbulnya inflasi yang mengakibatan lesuhnya mata uang dan dan memancing besarnya permintaan akan uang sehingga harga-harga akan naik. Dengan demikikian Bank Indonesia diberikan otoritas moneter penuh dalam mengelola uang beredar.

Inflasi yang Terjadi karena Naiknya Biaya Produksi Kurang diharapkan dalam Perekonomian Indonesia

Menurut pendapat saya, tidak semua inflasi berdampak negatif terhadap perekonomian Indonesia. Terutama jika inflasi tersebut ringan, yaitu dibawah 10%, justru meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Karena inflasi memberikan semangat kepada pengusaha untuk meningkatkan produksinya. Pengusaha memperluas produksinya karena dengan kenaikan harga yang terjadi para pengusaha lebih banyak mendapatkan keuntungan. Dampak positif lainnya yaitu terbukanya lapangan kerja baru.

Inflasi akan berdampak buruk jika nilainya melebihi 10%, karena disini jika terjadi peningkatan biaya produksi maka otomatis perusahaan akan menaikkan harga barang yang diproduksinya pula. Biasaya naiknya biaya produksi ini terjadi disaat pertumbuhan ekonomi yang sedang tumbuh positif an tingkat pengangguran yang relatif rendah. Disini Supply tenaga kerja terbatas. Adanya permintaan yang tinggi pada barang produksi terhadap perusahaan, sementara jumlah tenaga kerja terbatas. Perusahaan akan menaikkan dengan memberi upah atau gaji yang lebih tinggi dan mencari karyawan baru dengan tawaran upah yang relatif tinggi. Kebijakan ini menimbulkan biaya produksi menjadi tinggi, sehingga harga barang atau produk menjadi lebih tinggi juga.

Kenaikan dari biaya faktor produksi juga dapat diakibatkan oleh depresiasi nilai mata uang domestik terhadap mata uang asing. Bahan baku dan barang dari luar negeri menjadi lebih mahal di dalam negeri. Hal ini sama dengan yang terjadi di Indonesia saat ini, beberapa kebutuhan bahan makanan pokok mengalami kenaikan yang sangat tinggi, seperti daging sapi, bawang merah, bawang putih, cabai dan lain sebagainya. Semua itu disebabkan oleh nilai tukar mata uang Rupiah yang terdepresiasi (melemah) terhadap mata uang Dollar AS yang berkisar diantara Rp 11.000/US Dollar yang pada akhirnya menyebabkan barang-barang impor harganya naik.

Empat Faktor Utama yang Menyebabkan Timbulnya Perdagangan Internasional
  • Perbedaan Sumber Daya Alam => Setiap negara memiliki kekayaan alam yang berbeda-beda, ada yang kaya akan minyak bumi, hasil hutan, hasil pertanian, atau hasil tambang. Karena perbedaan sumber daya alam itulah yang menyebabkan hasil produksi suatu negara juga akan berbeda. Seperti Indonesia memiliki banyak kekayaan alam yang melimpah, salah satu contohnya di sektor kelautan dan gas bumi, sehingga Indonesia mampu mengekspor hasil laut dan gas bumi ke berbagai negara yang kekurangan diantaranya ke negara-negara Eropa. Sedangkan negara –negara Arab memiliki kekayaan alam yang melimpah berupa minyak bumi, sehingga negara Arab seperti Arab Saudi dan Iran akan mampu mengekspor minyak bumi ke negara-negara lain yang kekurangan minyak bumi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Indonesia memiliki keunggulan di sektor kelautan dan gas bumi, sedangkan negara negara Arab memiliki keunggulan di sektor minyak bumi. Perbedaan sumber daya alam inilah yang akan mendorong timbulnya perdagangan antarnegara.
  •  Efisiensi ( Penghematan Biaya Produksi ) => Dengan adanya perdagangan internasional suatu negara dapat memasarkan hasil produksinya pada banyak negara. Negara tersebut berproduksi dalam jumlah besar sehingga dapat menurunkan biaya produksi. Barang yang diproduksi dalam jumlah besar akan lebih murah daripada barang yang diproduksi dalam jumlah kecil.
  • Tingkat Teknologi yang digunakan => Beberapa negara yang telah menggunakan teknologi lebih modern dapat memproduksi barang dengan harga lebih murah daripada yang menggunakan teknologi sederhana. Sebagai contoh Indonesia mengimpor mobil dari Jepang karena Jepang telah maju dalam teknologi pembuatan mobil.
  • Selera => Indonesia mengimpor buah apel dari Amerika Serikat padahal buah apel dapat dihasilkan di dalam negeri. Buah apel dari Amerika Serikat menurut sebagian orang lebih mengundang selera dibandingkan buah apel lokal.

Sumber :

http://economyarka9bungtomo.blogspot.com/2012/10/faktor-faktor-penyebab-timbulnya.html

http://pendidikan776.blogspot.com/2013/08/pengertian-inflasi-jenis-penyebab-dan-cara-mengatasi-inflasi.html

http://lintasinfo10.blogspot.com/2013/12/penyebab-terjadinya-inflasi-di-indonesia.html#.U2wIxfmSx64

http://donidis14.wordpress.com/2013/10/17/pengaruh-tingkat-inflasi-terhadap-pertumbuhan-ekonomi/


http://qonitriadi.wordpress.com/2013/03/24/kebijakan-pengedaran-uang-di-indonesia/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tulisan 5

Strategi Ekonomi Islam dalam Menghadapi Inflasi Inflasi dan ketidakstabilan sektor riil dari waktu ke waktu selalu menjadi perhatian rezim pemerintahan yang berkuasa serta otoritas moneter. Hal ini tercermin dari kebijakan moneter dalam menjaga tingkat inflasi yang harus selalu turun menjadi satu digit atau inflasi moderat. Paradigma berfikir ini menunjukkan bahwa inflasi akan terus terjadi, karena paradigma berfikirnya bukan bagaimana inflasi tidak terjadi. Upaya otoritas moneter mengendalikan inflasi memang sangatlah beralasan. Terutama disebabkan dampak inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Dampak inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi mengakibatkan terganggunya sektor riil. Menurut Boedi Abdullah, inflasi tidak hanya dimungkinkan terjadi pada negara yang menggunakan fiat money , namun juga bisa terjadi pada negara yang menggunakan mata uang emas dan perak. Jika ditemukan lebih banyak emas dan perak, persediaan uang akan meningkat, harga akan naik, dan nilai uang akan turun, hal

KASUS PERLINDUNGAN KONSUMEN

Ada Kandungan Klorin dalam Pembalut Wanita Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Namun, sejauh ini UU perlindungan konsumen tersebut belum sepenuhnya ditegakkann. Konsumen sebagai objek UU Perlindungan Konsumen masih saja sering dirugikan oleh para produsen nakal. masih banyak saja pelanggaran UU Perlindungan Konsumen yang terjadi di Indonesia. Padahal perlindungan konsumen itu sendiri sudah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.  Salah satu contoh kasus yang terjadi terhadap perlindungan konsumen baru-baru ini adalah kasus pembalut dan pantyliner yang ada di Indonesia mengandung Klorin. Hal ini telath diuji oleh Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLKI). Tanpa informasi yang pasti mengenai kandungan klorin dalam pembalut, masyarakat menangkap informasi tidak seimbang mengenai fungs klorin pada pembalut. Klorin dipakai dalam proses pemut

Tulisan 7

A Review on Indonesia Islamic Banks “A Classic Small Bank’s Trap : Merger or Clousure”             Bank Syariah di Indonesia telah beroperasi semenjak tahun 1992 dengan adanya Bank Muamalat. Hingga sekarang, sudah 22 tahun Bank Syariah beroperasi dan didukung oleh bank-bank syariah lainnya seperti BSM, BNI Syariah, BRI Syariah, dll. Dua puluh dua tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk berkembang, tetapi pada bulan Juni 2014, Bank Syariah hanya memiliki market share 4,7 %. Mengapa hal ini bisa terjadi sementara mayoritas rakyat Indonesia adalah muslim? Contoh, sukuk lebih banyak dikeluarkan oleh Bank Internasional daripada Bank Syariah seperti di UK, sukuk dikeluarkan sebear 2.000.000 pounds hingga oversubscribed sebelas kali. Hal-hal lain didukung oleh research dari Bapak Adiwarman Karim bahwa ada tiga loyalist yang perlu diketahui, yaitu :conven loyalist (25%), floating mass (74%), dan Sharia loyalist (1%)tu . Sedikitnya sharia loyalist karena produknya yang dikeluarkan sanga