Langsung ke konten utama

Tulisan 17

Politik EKonomi
Masalah ekonomi nasional:
·         Pertumbuhan melambat dengan kualitas yang menurun
·         Kesenjangan yang tinggi
·         Kemiskinan dn pengangguran
·         Bertumpu pada sector non tradable
·         Insfratuktur yang buruk
·         Pengembangan sumber pertumbuhan baru belum optimal
·         Akses modal yang mahal
·         Inflasi
Tingkat pengangguran
Agustus 2013 meningkat menjadi 7.39 juta jiwa. Kesempatan peluang kerja yang terbatas ditmbah dengan kebijakan kenaikan upah minimum.
Kemiskinan
Maret 2013 kemiskinan Indonesia tecatat sebesar 11.37% atau 28,07  juta jiwa. Kemiskinan banyak terjadi di daerah pedesaan untuk mrngatasi permasalahan ini seharusnya APBN dialokasikan kepada pedesaan untuk membangun insfrastruktur sector pertanian sebesar 50%.
Inflasi
Pada Bulan Januari sampai November 2013 inflasi sebesar 7.79 atau jika tahunan mencapai 8,37%, tahun 2005 inflasi meningkat menjadi 17,1 % mengakibatkan BBM bersubsidi naik sebesar 29% dan tahunan 2008 sebesar 11,06%. Pada tahun 2004 terjadi devisit rupiah lebih tinggi dan tahun 2005 terjadi devisit impor lebih banyak daripada export. Indonesia kuat dengan fundamental yang kuat salah satu yang  menopang adalah konsumsi dan investasi yang dapat membantu perekonomian.



Nilai tukar rupiah / USD:
Tahun 2013 perhari nilai tukar sebesar 12.184, alasan melemah :
1.      Masih tingginya permintaan valuta asing untuk pembayaran utang luar negri.
2.      Capital outflow karena kebijakan tapering off (pengetatan likuiditas) dari the fed.
3.      Defisit transaksi berjalan (eksport-import)
4.      Factor politik dalam negri
BI rate
Bulan mei BI rate 5,75 kemudian sebulan berikutnya BI rate meningkat 25 basis point (bps) 0,25, bulan berikutnya meningkat lagi sehingga dalam satu semester 2013 BI rate meningkat 5 kali (prestasi besar dalam sejarah indonesia).
Strategi pemerintah untuk mengatasi permasalah ekonomi nasional :
1.      Memperbaiki neraca transaksi berjalan
2.      Menjaga nilai tukar rupiah
3.      Menjaga pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat
4.      Menjaga tingkat inflasi
5.      Mempercepat investasi
Paket kebijakan BI:
1.      menaikan BI rate
2.      stabilitasi nilai tukar rupiah
3.      memperketat ketentuan permodalan dan langkah pengawasan bank

Sumber :
Hendro Wibowo – Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tulisan 5

Strategi Ekonomi Islam dalam Menghadapi Inflasi Inflasi dan ketidakstabilan sektor riil dari waktu ke waktu selalu menjadi perhatian rezim pemerintahan yang berkuasa serta otoritas moneter. Hal ini tercermin dari kebijakan moneter dalam menjaga tingkat inflasi yang harus selalu turun menjadi satu digit atau inflasi moderat. Paradigma berfikir ini menunjukkan bahwa inflasi akan terus terjadi, karena paradigma berfikirnya bukan bagaimana inflasi tidak terjadi. Upaya otoritas moneter mengendalikan inflasi memang sangatlah beralasan. Terutama disebabkan dampak inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Dampak inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi mengakibatkan terganggunya sektor riil. Menurut Boedi Abdullah, inflasi tidak hanya dimungkinkan terjadi pada negara yang menggunakan fiat money , namun juga bisa terjadi pada negara yang menggunakan mata uang emas dan perak. Jika ditemukan lebih banyak emas dan perak, persediaan uang akan meningkat, harga akan naik, dan nilai uang akan turun, hal

KASUS PERLINDUNGAN KONSUMEN

Ada Kandungan Klorin dalam Pembalut Wanita Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Namun, sejauh ini UU perlindungan konsumen tersebut belum sepenuhnya ditegakkann. Konsumen sebagai objek UU Perlindungan Konsumen masih saja sering dirugikan oleh para produsen nakal. masih banyak saja pelanggaran UU Perlindungan Konsumen yang terjadi di Indonesia. Padahal perlindungan konsumen itu sendiri sudah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.  Salah satu contoh kasus yang terjadi terhadap perlindungan konsumen baru-baru ini adalah kasus pembalut dan pantyliner yang ada di Indonesia mengandung Klorin. Hal ini telath diuji oleh Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLKI). Tanpa informasi yang pasti mengenai kandungan klorin dalam pembalut, masyarakat menangkap informasi tidak seimbang mengenai fungs klorin pada pembalut. Klorin dipakai dalam proses pemut

Tulisan 7

A Review on Indonesia Islamic Banks “A Classic Small Bank’s Trap : Merger or Clousure”             Bank Syariah di Indonesia telah beroperasi semenjak tahun 1992 dengan adanya Bank Muamalat. Hingga sekarang, sudah 22 tahun Bank Syariah beroperasi dan didukung oleh bank-bank syariah lainnya seperti BSM, BNI Syariah, BRI Syariah, dll. Dua puluh dua tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk berkembang, tetapi pada bulan Juni 2014, Bank Syariah hanya memiliki market share 4,7 %. Mengapa hal ini bisa terjadi sementara mayoritas rakyat Indonesia adalah muslim? Contoh, sukuk lebih banyak dikeluarkan oleh Bank Internasional daripada Bank Syariah seperti di UK, sukuk dikeluarkan sebear 2.000.000 pounds hingga oversubscribed sebelas kali. Hal-hal lain didukung oleh research dari Bapak Adiwarman Karim bahwa ada tiga loyalist yang perlu diketahui, yaitu :conven loyalist (25%), floating mass (74%), dan Sharia loyalist (1%)tu . Sedikitnya sharia loyalist karena produknya yang dikeluarkan sanga