Langsung ke konten utama

Tulisan 14

Challenges Impinging Syariah Economics “Fiat Money”

Dahulu transaksi manusia biasanya diwakili dengan emas dan perak yang berharga, lalu diganti dengan secarik kertas yang tiada harga. Uang kertas tidak dapat diandalkan sebagai alat penyimpanan nilai. Karena dia tidak memiliki nilai intrinsik sebagaimana logam mulia.
Sedikit  manusia yang telah menyadari bahwa ada tiga pilar yang dapat menghancurkan perekonomian yaitu fiat money, interest (bunga), dan cadangan wajib. Saat ini kami akan membahas tentang fiat money atau bisa disebut uang kertas.
Mekanisme bagi hasil yang diterapkan bank syariah terdiri dari dua sistem yaitu, profit sharing dan revenue sharing. Sistem profit and loss sharing dalam pelaksanaannya merupakan bentuk dari perjanjian kerjasama antara pemodal (investor) dan pengelola modal (enterpreneur) dalam menjalankan kegiatan ekonomi, dimana di antara keduanya akan terikat kontrak bahwa di dalam usaha tersebut jika mendapat keuntungan akan dibagi kedua pihak sesuai nisbah kesepakatan di awal perjanjian, dan begitu pula jika usaha mengalami kerugian akan ditanggung bersama sesuai porsi masing masing.
Sedangkan sistem bank konvensional dalam menjalankan kegiatan ekonomi, dimana di antara keduanya akan terikat kontrak. Tetapi apabila kondisi perekonomian sedang terpuruk bisanya para pengusaha yang menanggung beban kerugian sendiri, sedangkan bank tetap untung. sehingga terjadi ketimpangan antara pengusaha dan pihak bank. Sudah jelas antara sistem syariah dan konvensional dalam menikmati keuntungan ataupun kerugian lebih baik menggunakan sistem syariah. Karena semua yang sudah diteteapkan sistemnya oleh Allah Swt, pasti ada hikmahnya dan tidak memberatkan siapapun.
Konvensional selalu berfikir, apa yang terbaik untuk rakyatnya, sedangkan syariah melihat sektor sumber daya alam dimana yang dapat dikelola untuk kesejahteraan rakyat.
*      Uang dalam perspektiv konvensional
1.      Tidak ada nilai intrinsiknya, nilai instrinsik uang hanyalah harga kertas dan biaya produksinya.
2.      Uang sebagai pengukur nilai harga
3.      Uang untuk menentukan pendapatan dan keuntungan.

*      Uang dalam perspektiv syariah
1.      Memiliki nilai intrinsik
2.      Uang tidak wajar diterima sebagai pendapatan (bunga). Uang hanya sebagai alat tukar.
3.      Uang tidak memiliki tanda harga (tidak dijual)
*      Mengapa krisis keuangan terus terulang?
·         Pada dasarnya adalah karena kelemahan dalam pembuatan dan penggunaan uang
1.      Ketidakberpihakan uang
2.      Kebijakan nilai tukar tidak bertahan lama
3.      Investasi yang tidak produktif

*      Uang kertas dan kesejahteraan manusia
·         Dengan uang dan sistem keuangan yang menggunakan kredit, bunga, dan penawaran palsu. Nilainya mengarah kepada?
1.      Tidak berkelanjutannya produksi ekonomi
2.      Tidak berkelanjutannya konsumsi
3.      Kesenjangan sosial dan ekonomi
4.      Banyak mengexploitasi kekayaan dan sumber daya alam secara tidak manusiawi.

*      Kesimpulan
1.      Krisis ekonomi pada dasarnya adalah hasil dari kerusakan konsep dan penggunaan uang
2.      Sistem keuangan membutuhkan pemeriksaan. Sistem harus sesuai dengan maslahah umat
3.      Sudah saatnya instrumen ekonomi syariah membuat serangan lebih besar
4.      Dibutuhkan untuk mengatasi keuangan islam dan sistem banking. Maslahah yang harus menjadi pokok adalah musharakah dan murabahah (atau di mix).

Sumber: CISFED -  Prof. Dr. Jamal Othman


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tulisan 5

Strategi Ekonomi Islam dalam Menghadapi Inflasi Inflasi dan ketidakstabilan sektor riil dari waktu ke waktu selalu menjadi perhatian rezim pemerintahan yang berkuasa serta otoritas moneter. Hal ini tercermin dari kebijakan moneter dalam menjaga tingkat inflasi yang harus selalu turun menjadi satu digit atau inflasi moderat. Paradigma berfikir ini menunjukkan bahwa inflasi akan terus terjadi, karena paradigma berfikirnya bukan bagaimana inflasi tidak terjadi. Upaya otoritas moneter mengendalikan inflasi memang sangatlah beralasan. Terutama disebabkan dampak inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Dampak inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi mengakibatkan terganggunya sektor riil. Menurut Boedi Abdullah, inflasi tidak hanya dimungkinkan terjadi pada negara yang menggunakan fiat money , namun juga bisa terjadi pada negara yang menggunakan mata uang emas dan perak. Jika ditemukan lebih banyak emas dan perak, persediaan uang akan meningkat, harga akan naik, dan nilai uang akan turun, hal

KASUS PERLINDUNGAN KONSUMEN

Ada Kandungan Klorin dalam Pembalut Wanita Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Namun, sejauh ini UU perlindungan konsumen tersebut belum sepenuhnya ditegakkann. Konsumen sebagai objek UU Perlindungan Konsumen masih saja sering dirugikan oleh para produsen nakal. masih banyak saja pelanggaran UU Perlindungan Konsumen yang terjadi di Indonesia. Padahal perlindungan konsumen itu sendiri sudah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.  Salah satu contoh kasus yang terjadi terhadap perlindungan konsumen baru-baru ini adalah kasus pembalut dan pantyliner yang ada di Indonesia mengandung Klorin. Hal ini telath diuji oleh Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLKI). Tanpa informasi yang pasti mengenai kandungan klorin dalam pembalut, masyarakat menangkap informasi tidak seimbang mengenai fungs klorin pada pembalut. Klorin dipakai dalam proses pemut

Tulisan 7

A Review on Indonesia Islamic Banks “A Classic Small Bank’s Trap : Merger or Clousure”             Bank Syariah di Indonesia telah beroperasi semenjak tahun 1992 dengan adanya Bank Muamalat. Hingga sekarang, sudah 22 tahun Bank Syariah beroperasi dan didukung oleh bank-bank syariah lainnya seperti BSM, BNI Syariah, BRI Syariah, dll. Dua puluh dua tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk berkembang, tetapi pada bulan Juni 2014, Bank Syariah hanya memiliki market share 4,7 %. Mengapa hal ini bisa terjadi sementara mayoritas rakyat Indonesia adalah muslim? Contoh, sukuk lebih banyak dikeluarkan oleh Bank Internasional daripada Bank Syariah seperti di UK, sukuk dikeluarkan sebear 2.000.000 pounds hingga oversubscribed sebelas kali. Hal-hal lain didukung oleh research dari Bapak Adiwarman Karim bahwa ada tiga loyalist yang perlu diketahui, yaitu :conven loyalist (25%), floating mass (74%), dan Sharia loyalist (1%)tu . Sedikitnya sharia loyalist karena produknya yang dikeluarkan sanga