Langsung ke konten utama

Tulisan 1

Mendorong Bad Economy kepada Good Economy

            Manusia tidak akan pernah lepas dari yang kegiatan ekonomi. Kegiatan yang kita lakukan baik itu produksi, konsumsi, dan distribusi terhadap barang dan jasa merupakan kegiatan ekonomi. Sementara orang yang melakukan kegiatan ekonomi disebut dengan ekonom. Sebelum kita membahas mengenai revitalisai ekonomi, kita terlebih dahulu harus mengetahui “Why economy exist?”. Mengapa ekonomi itu ada? Menurut ilmu ekonomi konvensional, ekonomi terjadi karena adanya kelangkaan (scarcity) yang disebabkan karena terbatasnya sumber daya yang ada, seperti tambang, batu bara, dll. Sumber daya yang terbatas merupakan akibat dari perbuatan manusia yang bersifat unlimited wants. Manusia tidak akan pernah merasa puas atas suatu hal yang sudah dicapai/didapatkan. Jika telah memiliki sau hal, mereka ingin mendapatkan lebih. Karena itulah munculnya kelangkaan.
            Sumber daya yang terbatas akan membuat manusia (konsumen) untuk memilih sumber daya yang memang benar-benar mereka butuhkan. Dan mereka tidak akan membeli sesuatu yang tidak mereka perlukan. Sumber daya-sumber daya yang memiliki harga berbeda, konsumen akan memilih mana harga yang paling rendah (opportunity cost). Sehingga keinginan mereka untuk mengkonsumsi suatu barang atau jasa dapat tercapai sesuai dengan harga (price) yang mereka pilih. Keputusan yang mereka buat, akan menciptakan serta meningkatkan tingkat kepuasan (Marginal Utility) masing-masing konsumen. Tingkah laku seperti inilah yang disebut kegiatan ekonomi. Dalam rangka seperti inlah masyarakat dikonseptualisasikan sebagi sebuah kumpulan dari individu-individu yang diikat pemenuhan nafsu pribadi.  Pandangan ini sedikit banyak akan mempengaruhi berbagai kebijakan dalam perekonomian yang diambil oleh negara.
            Apakah kita mengetahui bagaimana perkembangan ekonomi masa kini? Khususnya di Indonesia? Sistem ekonomi kapitalisme yang kita gunakan sekarang baik di Indonesia maupun di seluruh dunia apakah dapat kita rasakan manfaatnya? Memang benar, kia merasakan bahwa adanya peningkatan contohnya saja GDP. Tetapi apakah ekonomi dapat dikatakan baik, jika hanya sekedar peningkatan GDP? Pendapatan negara naik, tetapi kemiskinan, kriminalitas, inflasi, pengangguran, masih terjadi sampai saat ini (Mikail :2015). Ekonomi yang baik adalah jika tercapainya suatu kemaslahatan atau kebermanfaatan yang terjadi baik untuk masyarakat, maupun pemmerintah. Sistem kapitalisme saat ini benar-benar telah menipu kita semua. Tidak akan berjalan sistem ekonomi yng baik, jika ekonomi hanya dikuasai oleh kalangan-kalangan atas, bersifat ­self interest, terjadinya social gap, dll. Lalu dimanakah maslahah dpaat kita dapatkan? Ekonomi Islam adalah solusinya.
            Kenapa harus Ekonomi Islam? Pertanyaan yang sangat mudah. Mengapa kita harus mempelajari dan mengamalkan ekonomi islam? Karena kita adalah orang islam. Setiap aktivitas yang kita lakukan tidak boleh menyimpang dari ajaran/ketentuan islam (syariah). Hal yang fundamental membedakan antara sistem ekonomi konvensional dengan ekonomi islam adalah tujuannya. Ekonomi konvensional adalah ekonomi yang bersifat self interest, yaitu hanya ada satu orang yang akan menguasai suatu perekonomian. Tidak memikirkan lingkungan sekitar, hanya meningkatkan tingkat kepuasan tanpa memikirkan apakah dampak yang terjadi setelah mengkonsumsi barang tersebut, dan akan selalu ada social gap dimana yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Ekonomi Islam selain memiliki self interest, juga memiliki God Interest, yaitu kita mempercayai bahwa adanya Tuhan, Allah Subhana hu wata’ala dan Environment Interest. Kegiatan ekonomi harus memiliki dampak yang positif baik untuk kita dan untuk lingkungan sekitar. Ekonomi Islam berlandaskan sistem keadilan, dan asas suka sama suka, sehingga orang yang melakukan transaksi, mengkonsumsi barang atau jasa, sama-sama ridha untuk menjalankan aktivitas tersebut.
             Menurut Umar Chapra Ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari bagaimana menjadi individu yang baik, bagaimana cara kita untuk menjadikan seluruh masyaraka menjadi baik, dengan merealisasikan tujuan-tujuan syariah islam. Jika kita analaogikan, mengapa Indonesia memiliki banyak Undang-undang? Karena Undang-undnag yang dijadika sebagai aturan untuk mensejahterakan masyarakat (maslahah). Sama halnya dnegan Ekonomi Islam, yang tujuannya tidak hanya profit, tetapi apa manfaat yanag akan didapat. Tidak hanya dunia yang menjadi tujuan, tetapi akhirat lah yang menjadi tujuan akhir kita. Maslahah menjadi ukuran ekonomi islam karena tidak seperti konvensioanal yang hanya meningkatkan utility. Konsep maslahah merupakan ukuran kesejahteraan yang dapat diukur dan diperbandingkan anar individu. Hal ini disebabkan maslahah memiliki krieria-kriteria yang objekif dan jelas seperti halal-haram suatu benda yan berlaku bagi setiap individu. Selan itu maslahah berbasis pada kebutuhan individu dan bukan wants sehingga mudah diukur dan dibandingkan Oleh Karena itu, sudah saatnya untuk kita mengubah system ekonomi ini menjadi sistm ekonomi yang lebih baik dengan ekonomi islam.

Sumber:

Mikail, Ahmad. 2015. Metodologi Ekonomi Islam. Bandung.

Wiraatmadja, Kenny. 2015 . Training Mikroekonomi Islam. Bandung


Aziz, Muhammad Ridwan Abdul. 2014. The Role of Five Major Shari’ah Legal Maxims (Al-Qawaid Al Kubra) in the Establishment of Maqashid Al-Shari’ah in Islamic Financial Product: A Discussion on Some Cases. European Journal of Business and Management. Volume 6, No.10. Hal 63-64.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tulisan 5

Strategi Ekonomi Islam dalam Menghadapi Inflasi Inflasi dan ketidakstabilan sektor riil dari waktu ke waktu selalu menjadi perhatian rezim pemerintahan yang berkuasa serta otoritas moneter. Hal ini tercermin dari kebijakan moneter dalam menjaga tingkat inflasi yang harus selalu turun menjadi satu digit atau inflasi moderat. Paradigma berfikir ini menunjukkan bahwa inflasi akan terus terjadi, karena paradigma berfikirnya bukan bagaimana inflasi tidak terjadi. Upaya otoritas moneter mengendalikan inflasi memang sangatlah beralasan. Terutama disebabkan dampak inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi. Dampak inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi mengakibatkan terganggunya sektor riil. Menurut Boedi Abdullah, inflasi tidak hanya dimungkinkan terjadi pada negara yang menggunakan fiat money , namun juga bisa terjadi pada negara yang menggunakan mata uang emas dan perak. Jika ditemukan lebih banyak emas dan perak, persediaan uang akan meningkat, harga akan naik, dan nilai uang akan turun, hal

KASUS PERLINDUNGAN KONSUMEN

Ada Kandungan Klorin dalam Pembalut Wanita Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Namun, sejauh ini UU perlindungan konsumen tersebut belum sepenuhnya ditegakkann. Konsumen sebagai objek UU Perlindungan Konsumen masih saja sering dirugikan oleh para produsen nakal. masih banyak saja pelanggaran UU Perlindungan Konsumen yang terjadi di Indonesia. Padahal perlindungan konsumen itu sendiri sudah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.  Salah satu contoh kasus yang terjadi terhadap perlindungan konsumen baru-baru ini adalah kasus pembalut dan pantyliner yang ada di Indonesia mengandung Klorin. Hal ini telath diuji oleh Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLKI). Tanpa informasi yang pasti mengenai kandungan klorin dalam pembalut, masyarakat menangkap informasi tidak seimbang mengenai fungs klorin pada pembalut. Klorin dipakai dalam proses pemut

Tulisan 7

A Review on Indonesia Islamic Banks “A Classic Small Bank’s Trap : Merger or Clousure”             Bank Syariah di Indonesia telah beroperasi semenjak tahun 1992 dengan adanya Bank Muamalat. Hingga sekarang, sudah 22 tahun Bank Syariah beroperasi dan didukung oleh bank-bank syariah lainnya seperti BSM, BNI Syariah, BRI Syariah, dll. Dua puluh dua tahun bukanlah waktu yang sebentar untuk berkembang, tetapi pada bulan Juni 2014, Bank Syariah hanya memiliki market share 4,7 %. Mengapa hal ini bisa terjadi sementara mayoritas rakyat Indonesia adalah muslim? Contoh, sukuk lebih banyak dikeluarkan oleh Bank Internasional daripada Bank Syariah seperti di UK, sukuk dikeluarkan sebear 2.000.000 pounds hingga oversubscribed sebelas kali. Hal-hal lain didukung oleh research dari Bapak Adiwarman Karim bahwa ada tiga loyalist yang perlu diketahui, yaitu :conven loyalist (25%), floating mass (74%), dan Sharia loyalist (1%)tu . Sedikitnya sharia loyalist karena produknya yang dikeluarkan sanga